Senin, 05 Maret 2012

Refleksi Keindonesiaan


Era globalisasi mendera bangsa-bangsa dunia dan menjadi tantangan bagi mereka untuk bertahan dan memenangkan pertarungan antarnegara saat ini. Dengan bukan berarti kita melepas siapa jati diri negara. Secara kontekstual, masa ini lah terjadi pull and push among bargaining nations. Disinilah kita lantangkan keyakinan bahwa negeri ini bukan negeri inlander, lemah dan tak berdaya, kita juga bukan negara yang miskin akan identitas bangsanya. 

Kita tahu siapa kita, kita tahu karena kita yang berjuang atas berdirinya negeri ini.

Indonesia saat ini merupakan salah satu kampiun negara demokrasi terbesar dunia, bersama India dan Amerika Serikat. Kita pun menjadi pemilik stabilitas politik terbaik di kawasan Asia, bahkan dunia. Secara sosiokultural, kita masuk dalam jajaran terdepan negara paling majemuk sedunia. Ribuan bahasa lokal dan etnis ada di nusantara. Masuklah ke pedalaman Nusantara ini. Temukan di sana ribuan suku kecil, adat-istiadat, budaya, tarian, kuliner, pakaian adat, tradisi, alat musik hingga kebijakan lokal (local wisdom)! Hebatnya kita bisa hidup berdampingan dan berbangsa menjadi satu.
Secara geografis, kita juga menjadi pemilik laut dan garis pantai terpanjang sedunia. Tak ketinggalan +17.000 pulau membentang dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas sampai Pulau Rote.

Soal keindahan alamnya, Indonesia tidak ada bandingnya. Bali selalu dinobatkan sebagai pulau dengan tujuan wisata nomor satu dunia. Demikian indahnya pulau ini. Pada tahun 2011 lalu sebanyak 7.650.731 turis mancanegara telah mengunjungi dan menikmati panorama negeri ini “Kita punya Bunaken, Wakatobi, Belitong dan sekarang ini yang lagi naik daun Raja Ampat, pemilik terumbu karang terindah sedunia. Jadi kurang apa lagi.

Soal ekonomi, kita juga memiliki banyak keistimewaan. Krisis silih berganti, toh bangsa Indonesia mampu melewatinya dengan mulus dan banyak keberuntungan datang berkunjung ke negara kita. Akhir 2011 ini, kita mendapat kado istimewa investment grade di saat negara-negara maju turun grade dan berjuang mengatasi krisis utang dan ekonomi.

Bagaimana tidak harus optimis, ketika pesimisme melanda berbagai negara maju itu, negara kita malah menebar optimisme hingga akhir 2011 dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 persen. Kita juga bangga sebab bersama negara-negara besar China dan India, masuk dalam tiga negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia.

Dari sisi kualitas sumber daya manusia, siapa bilang bahwa Indonesia terlalu buruk? Lihatkah setiap tahun, kontingen Indonesia kembali dari negeri orang dan membawa pulang medali-medali Olimpiade Fisika, Sains, Biologi, dan Matematika tingkat dunia. Anak-anak didik kita sejajar kualitas otaknya dengan anak-anak dari Amerika, Rusia, Jepang, bahkan Israel.

Dengan tumpukan keunggulan di atas, banyak lembaga keuangan dunia memperkirakan Indonesia akan menjadi salah satu dari lima pemilik ekonomi terbesar dunia pada 2030.

Apa pun ramalan di atas, sudah cukup bukti untuk mempertebal keyakinan kita untuk “Bangga BERINDONESIA!”.


0 komentar: